Cari Blog Ini

Minggu, 09 Februari 2014

Rumah Hantu Ambulan Jadi Distro

Hantu Ambulance



Ini nih 4 pemuda  Bram, Eri, Dorre dan Andreas yang memanfaatkan keunikan tempat Mobil Hantu Ambulan menjadi Distrodi jalan Bahureksa No 15. Mungkin anda akan langsung merinding begitu mengingat mitos adanya makhluk halus yang menjaga ambulan di rumah tua tersebut. Terlebih mitos tersebut sudah diangkat ke layar lebar dalam film berjudul Hantu Ambulan.

Tokoh utama film ini adalah Rano (Dimaz Andrean) yang merupakan cucu dari Widya (Suzanna). Sang nenek selalu menyembunyikan cerita masa lalu keluarga Rano yang kelam. Suatu hari Rano bersama tiga temannya Dicky, Ocha dan Popi pindah dari Jakarta ke Bandung untuk melanjutkan studi. Mereka mengontrak rumah di Jalan Baureksa karena harganya murah dan dekat dengan kampus.
Di depan rumah yang suram dan angker itu terdapat mobil ambulans yang ditutupi dengan terpal dan banyak sekali bercak darah mengering. Keempat remaja itu menghadapi teror di dalam rumah, dan juga mobil ambulans yang tiba-tiba berjalan tanpa pengemudi di malam hari.

Film itu sih kalau untuk orang yang penakut pasti menyeramkan, tapi bagi saya itu gak terlalu menyeramkan.
Tetapi yang saya herankan itu mengapa Bram, Eri, Dorre, dan Andreas membuat Jalan Bahureksa No 15 jadi tempat Distro mereka.



Nama yang dipilih pun tidak jauh-jauh yaitu Ambulance Shop. Nggak heran siapapun yang melirik rumah tersebut cukup tertarik untuk datang.

"Pengunjung awalnya tertarik untuk melihat ambulan. Lama-lama ke toko dan belanja," ujar Hery (35) Pengelola Ambulance Shop.

Ketika memilih rumah ini sebagai lokasi toko, menurut Hery para owner tidak terganggu dengan mitos yang berkembang seputar ambulan yang ada di rumah tersebut. "Buat usaha ngapain mesti takut," ujar Hery.

Kenyatannya, mitos tersebut memang mempengaruhi penjualan. Apalagi, ucap Hery, ketika televisi menayangkan film Hantu Ambulan, keesokan harinya pembeli banyak yang datang. Sebab di film tersebut dengan jelas disebutkan alamat mitos hantu ambulan di Jalan Bahureksa No 15.

Eri sendiri tidak merasa ada yang aneh dengan tempat tersebut. Dia sempat menelusuri dan mencari asal-usul mitos. Namun yang ditemukannya hanyalah data yang simpang siur.

Sampai saat ini tidak ada keganjilan apapun. Pengunjung sekalipun menurut Hery tidak merasa seram untuk belanja dengan adanya ambulan tersebut.

"Bahkan sebelum belanja ada yang foto-foto dulu di dekat ambulan," ungkapnya.

Kesan rumah kuno di bagian dalam rumah tidak dibiarkan dalam keadaan aslinya. Nuansa rumah yang kuno dengan langit-langit yang tinggi dibuat lebih rendah 1,5 meter. Selainitu kaca-kaca patri dibungkus dalam balutan nuansa putih dan merah.

Jadi meskipun di luar dihiasi dengan adanya mobil ambulan ketika memasuki toko, atmosfer pun langsung berganti menjadi lebih ceria.


Terimakasih atas cerita yang anda baca. Semoga bermanfaat.

Salam Sukses,