Cari Blog Ini

Rabu, 08 Mei 2013

Pantaskah Aku Cemburu?

Pantaskah Aku Cemburu?
Aku galau. Aku gelisah. Rasanya aku ingin marah padamu. Bukankah itu artinya aku cemburu? Tapi, siapa aku hingga berani cemburu? Akupun sudah mempunyai kekasih dan kamu belum.
Aku sedang tertawa bersama teman-temanku. Tiba-tiba kau datang. Kau melirikku. Muncul dalam anganku kalau kau akan memanggilku. Benar-benar pahit, ternyata kau memanggil “dia”. Kau pun mengabaikanku,
Benar-benar pahit. Setiap kau datang, bukan aku yang ingin kau panggil, tapi “dia”. Padahal, siapa sih dia? Dia itu bukan apa-apa! Sedangkan aku? Begitu banyak persamaan antara kita. Begitu banyak benih cinta di antara kita. Kita pun telah mengetahui bahwa kita saling mencintai, apakah aku salah mempunyai perasaan itu, yang aku tahu kau juga cinta aku. Karena kau tak pernah ungkapkan bila kau tak suka aku, kau hanya selalu menggodaku di saat "dia" tidak ada di hadapan kita.
Akan muncul beribu pertanyaan di benakku. Kenapa bukan aku yang kau panggil? Apa yang kalian bicarakan? Apa itu penting? Ah, entah apa jawabannya. Kau juga sering mengantarkan dia pulang pergi entah kemana aku tidak tahu, mengapa "dia" selalu kau utamakan, sedangkan hatiku seharusnya lebih utama daripada hati dia. Dia juga punya kekasih, aku pun punya, kau tahu sendiri aku dengan kekasihku tidak sehangat dulu. Mengertilah apa yang ku rasa.
Orang bilang rasa seperti ini disebut ‘cemburu’. Benarkah itu? Benarkah rasa menggebu-gebu di hatiku ini adalah rasa cemburu?
Tapi siapa aku hingga berani cemburu padamu? Bukankah orang yang berhak cemburu adalah seorang kekasih? Tapi aku bukan pacarmu. Adakah hakku untuk cemburu? Tapi aku tidak bisa menghentikan rasa ini. Rasa ini mengalir begitu saja tanpa aku tahu dan harus tahu bagaimana menghilangkannya.
Maafkan aku telah begitu egois cemburu padamu. Seharusnya aku tak begini. Tapi inilah kekuatan cinta. Seberapa keras aku menyembunyikannya, aku takkan bisa, karena aku telah terlanjur takluk oleh rasa cintaku.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar