Cari Blog Ini

Selasa, 11 Maret 2014

GUNUNG-GUNUNG AKTIF KEMBALI



Kawan dunia kita makin tidak aman, gunung-gunung sudah kembali berstatus waspada.  Ada 19 Gunung Api Berstatus Awas. Untuk itu kita janganlah panik untuk melalui semua ini, terutama untuk orang-orang yang tinggal tepat di dekat lereng gunung. Apabila sudah ada peringatan untuk menghindari wilayah gunung dihimbaukan kalian untuk meninggalkan, jangan melanggar karena sekali-sekali memang gunung berapi itu meletus. Kita memang tidak tahu tapi ada alat untuk mendeteksi Gunung itu sudah mengalami peningkatan berbahaya yang sudah mudah terbaca, dari gempa-gempa kecil, dari asap-asap yang lebat, suhu udara yang panas. Kita sebagai manusia hanya bisa berdoa sesuai agama masing-masing. Saat ini yang berbahaya itu ada Status Gunung Slamet telah dinaikkan dari Normal (level I) menjadi Waspada (level II) sejak Senin tanggal 10 Maret 2014. 

"Dengan peningkatan kegempaan di G Slamet (meliputi 5 Kabupaten) Provinsi Jawa Tengah maka sejak tanggal 10 Maret 2014, pukul 21.00 WIB status aktivitas Gunung Slamet dinaikkan dari Normal (level I) menjadi Waspada (level II)," demikian pesan yang dikirim Surono kepada Tribun Jateng melalui BlackBerry Messenger.

Ia pun merekomendasi agar masyarakat maupun wisatawan tidak beraktivitas dalam radius dua kilometer dari kawah Gunung Slamet.

Gunung Slamet tinggi 3.428 meter di atas permukaan laut. Posisinya di perbatasan Kabupaten Brebes, Banyumas, Purbalingga, Kabupaten Tegal, dan Kabupaten Pemalang, Provinsi Jawa Tengah. Gunung ini merupakan gunung tertinggi kedua di Pulau Jawa.

Ada satu gunung lagi yang kembali “ Batuk “. Abu Vulkaniknya mengarah ke Barat. Dugaan kuat, hembusan abu sulfatara dari Gunung Merapi yang terjadi hari senin 10 Maret 2014 di picu gempa yang terjadi di Malang, Jawa Timur, semalam.

"Gempa Malang kemungkinan memuncak perut Merapi dan memicu hembusan atau pelepasan gas vulkanik. Ada pengaruh, proses sama ketika 18 November lalu dengan gempa juga di sekitar Tasikmalaya kemudian terjadi hembusan freatic," kata Kepala Balai Penyelidikan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG), Subandriyo di kantornya, DIY, Senin (10/03/2014).

Subandrio menyatakan tidak ada ukuran pasti terkait penyebab 'batuknya' merapi itu. Tetapi, gempa 5,4 skala Richter yang terjadi sekitar pukul 20.42 WIB semalam di 114 kilometer sebelah tenggara Malang, Jawa Timur, diduga kuat punya andil.

Subandrio yakin, hembusan asap sulfatara Merapi yang terjadi pagi sekitar 07.08 WIB pagi tadi bisa dipicu aktivitas. Sejak erupsi pada 2010 lalu, Merapi memiliki kandungan gas yang sangat banyak.

Sehingga jika ada aktivitas gempa dengan skala di atas 5 SR, bisa memicu terjadi hembusan asap atau pelepasan gas. Hembusan asap ini dinilainya tidak ada kaitan dengan siklus 4 tahunan aktivitas Merapi.

Yah tinggal kita manusia yang bisa merubah semua keburukan ini menjadi tidak lebih buruk lagi.
Semoga info dari saya bermanfaat bagi yang membaca. Terimakasih

Salam Sayang,

Tidak ada komentar:

Posting Komentar