Kawan dunia kita makin tidak aman, gunung-gunung sudah
kembali berstatus waspada. Ada
19 Gunung Api Berstatus Awas. Untuk itu kita janganlah panik untuk melalui
semua ini, terutama untuk orang-orang yang tinggal tepat di dekat lereng
gunung. Apabila sudah ada peringatan untuk menghindari wilayah gunung
dihimbaukan kalian untuk meninggalkan, jangan melanggar karena sekali-sekali
memang gunung berapi itu meletus. Kita memang tidak tahu tapi ada alat untuk
mendeteksi Gunung itu sudah mengalami peningkatan berbahaya yang sudah mudah
terbaca, dari gempa-gempa kecil, dari asap-asap yang lebat, suhu udara yang
panas. Kita sebagai manusia hanya bisa berdoa sesuai agama masing-masing. Saat
ini yang berbahaya itu ada Status Gunung Slamet telah dinaikkan dari Normal
(level I) menjadi Waspada (level II) sejak Senin tanggal 10 Maret 2014.
"Dengan peningkatan kegempaan di G Slamet (meliputi 5
Kabupaten) Provinsi Jawa Tengah maka sejak tanggal 10 Maret 2014, pukul 21.00
WIB status aktivitas Gunung Slamet dinaikkan dari Normal (level I) menjadi
Waspada (level II)," demikian pesan yang dikirim Surono kepada Tribun
Jateng melalui BlackBerry Messenger.
Gunung Slamet tinggi 3.428 meter di atas permukaan laut. Posisinya di perbatasan Kabupaten Brebes, Banyumas, Purbalingga, Kabupaten Tegal, dan Kabupaten Pemalang, Provinsi Jawa Tengah. Gunung ini merupakan gunung tertinggi kedua di Pulau Jawa.
Ada satu gunung lagi yang kembali “ Batuk “. Abu Vulkaniknya
mengarah ke Barat. Dugaan kuat, hembusan abu sulfatara dari Gunung Merapi yang
terjadi hari senin 10 Maret 2014 di picu gempa yang terjadi di Malang, Jawa
Timur, semalam.
"Gempa Malang kemungkinan memuncak perut Merapi dan
memicu hembusan atau pelepasan gas vulkanik. Ada pengaruh, proses sama ketika
18 November lalu dengan gempa juga di sekitar Tasikmalaya kemudian terjadi
hembusan freatic," kata Kepala Balai
Penyelidikan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG), Subandriyo di
kantornya, DIY, Senin (10/03/2014).
Subandrio menyatakan tidak ada ukuran pasti terkait penyebab
'batuknya' merapi itu. Tetapi, gempa 5,4 skala Richter yang terjadi sekitar
pukul 20.42 WIB semalam di 114 kilometer sebelah tenggara Malang, Jawa Timur,
diduga kuat punya andil.
Subandrio yakin, hembusan asap sulfatara Merapi yang terjadi pagi sekitar 07.08 WIB pagi tadi bisa dipicu aktivitas. Sejak erupsi pada 2010 lalu, Merapi memiliki kandungan gas yang sangat banyak.
Sehingga jika ada aktivitas gempa dengan skala di atas 5 SR, bisa memicu terjadi hembusan asap atau pelepasan gas. Hembusan asap ini dinilainya tidak ada kaitan dengan siklus 4 tahunan aktivitas Merapi.
Subandrio yakin, hembusan asap sulfatara Merapi yang terjadi pagi sekitar 07.08 WIB pagi tadi bisa dipicu aktivitas. Sejak erupsi pada 2010 lalu, Merapi memiliki kandungan gas yang sangat banyak.
Sehingga jika ada aktivitas gempa dengan skala di atas 5 SR, bisa memicu terjadi hembusan asap atau pelepasan gas. Hembusan asap ini dinilainya tidak ada kaitan dengan siklus 4 tahunan aktivitas Merapi.
Yah tinggal kita manusia yang bisa merubah semua keburukan
ini menjadi tidak lebih buruk lagi.
Semoga info dari saya bermanfaat bagi yang membaca.
Terimakasih
Salam Sayang,
Tidak ada komentar:
Posting Komentar